SEKITAR KITA
Hidup Seorang Diri, Mbok Satria Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah, Tidur pun Dekat Sampah
Memontum Bondowoso – Miris. Begitulah melihat kehidupan sehari-hari Mbok Satria, warga Desa Kembang, Kecamatan Bondowoso. Perempuan paruh baya ini, hidupnya sehari-hari dari hasil memulung sampah.
Sejak ditinggal sang suami meninggal, hidup Mbok Satria, menjadi kian memprihatinkan. Tidur harus dekat dengan tumpukan sampah dari hasil memulung, karena memang sudah tidak ada ruang yang kosong.
Mbok Satria sendiri, tinggal di rumah tidak layak huni dengan ukuran 4 meter x 3 meter di dekat bantaran sungai, tepatnya di Rt24 Rw08 Desa Kembang. Dirinya terpisah dengan kedua anaknya, karena masing-masing telah berkeluarga.
Kondisi rumah yang kini di, pun sudah rusak. Bahkan, terbilang hampir roboh. Tidak ada sekat antara tempat tidur dan dapur. Di dalam rumah, Mbok Satria tidur bersama sampah yang dirinya kumpulkan.
Perempuan berusia 83 tahun ini, ternyata tidak mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah daerah, maupun pusat sejak lima tahun terakhir. Atau, semenjak ditinggal meninggal sang suami. “Saya tidak pernah menerima bantuan,” ungkap Mbok Satria, Rabu (10/02).
Baca Juga: Limbah Pabrik Sumpit Bondowoso Cemari Irigasi Persawahan Warga
Dahulu, ujar si Mbok, saat masih tinggal bersama suami, dirinya adalah salah satu penerima bantuan beras untuk masyarakat miskin (Raskin). Namun, sepeninggal suaminya, bantuan tersebut dicabut. “Tidak dapat setelah suami saya meninggal,” terangnya sedih.
Menurut Ketua RT setempat, Mbok Satria juga tidak tersentuh bantuan sosial Covid-19, selama pandemi melanda. Anehnya, justru yang keluar sebagai penerima Bansos adalah almarhum suaminya. Alhasil, bantuan tersebut tidak bisa dirinya wakilkan.
“Kemarin, pas Covid-19, dia dapat bantuan. Tetapi, itu atas nama suaminya. Setelah suaminya meninggal dan karena bantuan bukan namanya, jadi ada yang mencoret. Katanya, mau diganti namanya (Mbok Satria). Tapi sampai sekarang, tidak ada kabar,” terang Ketua RT 24, Sri Ningsih. (dul/sit)