Bondowoso
Warga Maskuning Bondowoso Gelar Upacara Peringatan HUT dengan Berbahasa Madura
Memontum Bondowoso – Ada yang menarik dalam pelaksanaan upacara HUT ke-76 Kemerdekaan RI, yang berlangsung di Kabupaten Bondowoso. Serangkaian pelaksanaan upacara yang biasanya menggunakan Bahasa Indonesia, namun di Desa Maskuning Kulon, Kecamatan Pujer, beberapa kata disampaikan dalam bentuk bahasa daerah atau Bahasa Madura.
Diantara kalimat yang digunakan, adalah seperti ‘Enspektor opacarah eyatoreh ngalak kenengan’ yang berarti Inspektur upacara dipersilakan mengambil tempat. Lalu, ada juga ‘Tan-tretan anyanyi endonesa rajeh’, yang artinya pasukan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Baca Juga:
Yang menarik, pelaksanaan peringatan upacara itu, pesertanya bukan pejabat. Tetapi, pemuda dan warga setempat, yang pelaksanaannya juga berlangsung di tegalan dekat Situs Megalitik.
Pemuda desa setempat, Afif, mengatakan upacara diselenggarakan sesuai kondisi lokal atau orang menyebutkan kearifan lokal. “Yang penting, substansinya. Yaitu, kami semua menghormati dan menghargai pengorbanan perjuangan dan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan RI. Uniform formalitas itu hanya design saja,” kata Afif, Selasa (17/08) tadi.
Kabupaten Bondowoso, tambah Afif, masyarakatnya beragam. Oleh karena itu, kami mengajak pemuda dan pemudi untuk mengikuti upacara peringatan ini.
Ditambahkan, tempatnya pun kami sengaja mengambil tempat dekat peninggalan pra-sejarah. Tujuannya, agar mereka tahu, Bondowoso pernah punya sejarah, tidak bim salabim langsung menjadi Bondowoso. Bahkan, di Desa Maskuning Kulon, ada sekitar 58 situs peninggalan zaman pra sejarah berupa dolmen.
“Agar pemuda juga mengenal peninggalan sejarah yang saat ini dalam proses pengusulan pada UNESCO dalam rangka Program Ijen Geopark. Para peserta upacara menggunakan pakaian seadanya dan rata-rata tidak bersepatu. Tidak ada kesan formalitas seperti pada umumnya upacara yang lain,” ujarnya. (sam/ed2)