Berita
Dibalik Demo Turunkan Sekda Bondowoso, Ada Balita, Anak Bolos Sekolah dan Goyangan Pengamen
Memontum Bondowoso – Ada pemandangan kurang terpuji, di balik aksi demo yang menuntut bupati Bondowoso untuk menurunkan Sekretaris Daerah Bondowoso Saifullah. Terlihat peserta aksi yang terdiri dari ibu-ibu, membawa anaknya yang masih balita. Bahkan, ada sebagian anak yang bolos sekolah, demi ikut orang tuanya dan goyangan pengamen di tengah -tengah peserta aksi demo.
Pantauan di lapangan, peserta aksi juga diikuti orang tua, muda, pengamen bahkan anak-anak yang menjadi peserta aksi ketika ditanya, rata-rata terdiri dari warga pedesaan. Tak hanya itu, peserta mengaku dibayar Rp 50 ribu untuk ikut aksi.
Salah satu peserta aksi, JS (50) warga Kecamatan Pujer, mengaku, mendapat uang Rp 50 ribu, untuk mengikuti demo itu.
“Olle seket (dapat 50 ribu). Bensin Rp 10 ada sisanya. Katanya juga ada yang dapat Rp 20 ribu. Ini yang bagikan orang rumah,” akunya kepada Memontum.com menggunakan Bahasa Madura.
Selain itu, peserta juga ada yang tidak paham maksud dari aksi. Seperti yang disampaikan HL (40) warga Kecamatan Sukosari, ia mengaku hanya ikut-ikutan demo karena diajak saudara.
“Tak oning, eperik oning san depak kaentoh. (Saya tidak tahu, diberitahu setelah sampai disini.Ikutan saja, biar kompak,” terangnya.
INR (59) warga Desa Jebung Lor, Kecamatan Tlogosari, mengaku hanya mengetahui bahwa yang didemo adalah Sekretaris Daerah yang dinilai tak benar.
“Enggi nikah Pak Sekda se edemo. Pak Sekda tak teppak. Tak oning, pokok tak teppak cak en (Iya, ini pak Sekda yang didemo. Pak Sekda tak benar. Tak tahu, pokok tidak benar,” katanya polos.
BACA : Warga Bondowoso Unjuk Rasa, Tuntut Sekda Syaifullah Dipecat
Disela – sela peserta aksi juga ditemui aksi joget – joget oleh salah satu pengamen yang sering mangkal di alun-alun kota Bondowoso.
Pantauan Memontum.com di kalangan, selain menuntut Sekda turun. Peserta juga meminta Bupati Salwa dan wakilnya melaksanakan rekomendasi interpelasi DPRD Bondowoso. Memberikan sanksi kepada Sekda, serta mengembalikan sistem pemerintahan sesuai dengan perundang-undangan. (dul/yan)