Berita
Gakin Terdata di JKN Tapi Tidak Diakui BPJS
Memontum Bondowoso – Heriyanto (38), warga Desa Kembang, RT 23 RW 08 Kecamatan Bondowoso mengaku bingung, karena tidak mempunyai uang membayar biaya pengobatan di RSUD dr. H. Koesnadi.
Walaupun tergolong Gakin (Keluarga Miskin), dia tidak tercaver dalam Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasiona). Dari program Pemkab-pun, Heriyanto tidak mempunyai Kartu yang bisa digunakan untuk berobat gratis.
Lucunya, menurut Sri Ningsih, tokoh masyarakat Desa setempat, di Basis Data Terpadu (BDT) Pemerintah Desa Kembang, Heriyanto termasuk salah satu warga penerima PBI JKN.
“Ayah dan Ibu Heriyanto tercover dalam PBI JKN, sedangkan Heriyanto tidak tercover. Padahal masih dalam satu keluarga, bagaimana ini bisa terjadi,” keluh Sri Ningsih, Selasa (12/8/2020).
Bahkan, heran Sri, antara Heriyanto, ibu dan bapaknya tercatat dalam 1 KK (Kartu Keluarga). Ayah dan Ibunya mendapatkan KIS (Kartu Indonesia Sehat), sementara anaknya tidak dapat.
Ditambahkan, sedangkan RSD dr. H. Koesnadi, mendeadline dalam waktu 3 x 24 jam, KIS harus sudah didapat. Kalau tidak dapat KIS, maka biaya pengobatan hernia Heriyanto harus membayar sendiri. Heriyanto didaftarkan sebagai pasien BPJS KIS. Kalau tidak berhasil mendapatkan KIS, maka secara otomatis berubah menjadi pasien umum.
Sri mengaku akan terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk mendapatkan KIS. Walaupun dia pesimis, dalam waktu 3 hari bisa mendapatkan KIS tersebut.
“Semoga upaya kami berhasil. Kalu tidak berhasil, kasihan Heriyanto yang tergolong Gakin. Untuk makan saja susah, apalagi membayar biaya pengobatan,” kata Ketua RT perempuan ini. (sam/mzm)