SEKITAR KITA
Ingin Tahu Jumlah Janda di Tegalampel, Klik ‘Ketan Jahe’
Aplikasi kecamatan yang baru diresmikan Bupati Bondowoso
Memontum Bondowoso – Pemerintah Kecamatan Tegalampel, Kabupaten Bondowoso, memiliki inovasi baru dengan membuat aplikasi bank data.
Adalah aplikasi yang diberi nama ‘Ketan Jahe’, merupakan kepanjangan dari Kecamatan Tegalampel Menuju Jaringan Hebat, bentuk kreasi dan inovasi menyongsong tahun 2021.
Hasil dari inovasi tersebut, memiliki banyak kelebihan. Tidak hanya memuat data jumlah penduduk di setiap desa.
Namun, kondisi infrastruktur bisa diakses dari aplikasi itu. Bahkan, hingga jumlah janda di masing-masing desa ada berapa, bisa diketahui setelah mengklik aplikasi dan pilihan yang ditampilkan dalam aplikasi.
Aplikasi berbasis bank data tersebut, merupakan hasil kerja sama dengan Pendamping Desa (PD), pihak desa dan beberapa pihak terkait.
Aplikasi ini sudah diterapkan di setiap desa atau kelurahan sejak awal 2019 lalu.
Total ada tujuh desa dan satu kelurahan di Kecamatan Tegalampel, yang mengoptimalkan aplikasi ini. Mereka diantaranya, Desa Mandiro, Tegalampel, Tanggulangin, Klabang Agung, Purnama, Klabang, Desa Karanganyar dan Kelurahan Sekarputih.
Salah seorang operator desa, Suja’e, mengatakan bahwa di aplikasi ini data kependudukan, ekonomi, infrastruktur, kesehatan, kondisi sosial, pendidikan dan sebagainya sudah tercatat.
“Misalnya data kependudukan. Kita klik satu orang, maka di sana akan keluar kondisi rumah, kekayaan dan pekerjaannya. Misalnya, punya sapi berapa dan sebagainya,” jelasnya.
Tidak hanya itu, jika ada warga yang pindah atau ada warga baru, juga akan dicatat. Termasuk ada berapa petani, PNS dan pedagang bisa diketahui. Hingga kondisi jalan yang baik dan rusak, pun terdata.
“Warga yang masih balita dan belum kawin, juga terdata. Yang putus sekolah berapa, pun ada. Bahkan jumlah janda di desa, juga ada. Klik namanya, maka kita bisa mengetahui alamat dan umurnya,” terangnya.
Klasifikasi data yang sangat detail tersebut, ujarnya, nanti mempermudah pemeritah baik di tingkat desa hingga pusat, untuk melakukan program.
“Misalnya terkait program pemberian bantuan sosial oleh dinas. Maka melalui aplikasi ini, bisa diketahui mana yang layak dan yang tidak. Sehingga, bantuan tepat sasaran. Termasuk saat Pemilu, mana yang sudah punya hak pilih dan belum,” tegasnya.
Camat Tegalampel, Ferry Hadi Sutjipto, mengatakan bahwa input data di masing-masing desa dilakukan secara bottom up atau door to door.
“Yaitu pencacahan segala aspek yang ada di masing-masing warga. Apakah kategori miskin, disabilitas, putus sekolah, sudah punya KTP atau tidak dan sebegainya,” terangnya.
Pelaksanaan ‘Ketan Jahe’ terutama pendataan, sudah di mulai awal Februari 2019 lalu. Yaitu dengan metode pengisian jurnal desa di masing-masing kepala dusun dengan melibatkan RT dan RW.
“Setiap satu perangkat desa mencacah 10 jiwa setiap hari. Maka kalau ada 8 perangkat, maka ada 80 jiwa yang didata setiap hari. Hingga akhirnya, aplikasi ini diresmikan hari ini,” terangnya.
Meski demikian, kata Camat, aplikasi ini belum bisa diakses secara online karena dikhawatirkan ada kebocoran data.
“Makanya kami butuh tim ahli dari kabupaten, untuk membantu melindungi data ini,” terangnya.
Munculnya ide membuat aplikasi ‘Ketan Jahe’, menurut Ferry panggilan akrab Camat Tegalampel, dilatar belakangi keinginan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Semoga barokah aplikasi ‘Ketan Jahe’ ini demi dan untuk masyarakat Bondowoso,” ungkap Ferry.
Pengoperasian Aplikasi ‘Ketan Jahe’ tersebut, diresmikan langsung oleh Bupati Bondowoso, KH Salwa Arifin, di Aula SMK PP Negeri I Tegalampel, Selasa (22/12) tadi.
Selain Bupati Bondowoso, hadir dalam peresmian pengoperasian aplikasi hasil inovasi Kecamatan Tegalampel tersebut, Pendamping Desa, seluruh Kades/lurah, Muspika, dan sejumlah pihak terkait lainnya. (dul/sit)