Berita
Komunitas Masyarakat Untuk Bondowoso Melesat Tanggapi Rencana Pemkab Bondowoso Relokasi PKL Alun-alun
Memontum Bondowoso – Rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso memindahkan Pedagang Kaki lima (PKL) Alun-alun Bondowoso pada bulan Januari 2020 ke kawasan Jembatan Ki Ronggo Bondowoso mendapat tanggapan Komunitas Masyarakat Untuk Bondowoso Melesat (KOMBES).
Menurut Joni Adi Putra koordinator KOMBES menilai relokasi PKL yang dicanangkan pemerintah tidak tepat, karena akan menimbulkan masalah baru.
“Mereka (PKL) sudah lama menempati alun alun kota, tentu bukan tanpa sebab, dan sebab utamanya adalah alun alun kota Bondowoso merupakan pusat keramaian, jadi pasti menjadi tempat yang sangat menguntungkan untuk keberlangsungan para PKL,” ujar Joni Adi Putra kepada Memontum.com, Selasa (31/12/2019) siang.
PKL tidak mungkin mampu bertahan apabila tempat jauh dari keramain. Hal tersebut juga menjadi alasan kenapa PKL menolak dipindakan ke tempat baru (kawasan jembatan Ki Ronggo).
“Kami telah banyak melakukan diskusi dan pendampingan kepada PKL bahkan sejak tahun 2009 silam.terkait relokasi dari alun alun ke kawasan jembatan Ki Ronggo, mereka (PKL) kompak menolak karena tempat dianggap tidak layak dan jauh dari keramaian,” menurut Joni dari hasil evaluasinya.
Lanjut Joni bahkan ada beberapa PKL yang menyampaikan bahwa mereka takut menempati karena dianggap rawan bencana banjir dan longsor. Seperti kabar yang viral akhir-akhir ini pagar pembatas sudah mulai miring akibat pergeseran tanah.
“Kami berharapa aspirasi PKL juga didengar oleh pemerinyah daerah dan DPRD sehingga dapat memberi solusi kebijakan yang baik,” kata Joni penuh harap.
Terkait rencana revitalisasi alun- alun RBA Bondowoso, kami menyambut baik. karena itu merupakan langkah maju untuk mempercantik wajah kabupaten Bondowoso, kami dukung dengan catatan tidak merugikan dan mematikan kegiatan ekonomi rakyat dalam hal ini PKL.
“Kami percaya dan mendorong pemerintah bisa menciptakan inovasi cerdas dan tepat soal tata kelola kota khususnya alun alun,” ujar Joni.
Renovasi dan memberikan tempat yang layak serta polesan agar alun alun sebagai pusat keramaian, area interaksi, ruang ekspresi masyarakat Bondowoso terpadu dengan keberadaan PKL yang ditata sedemikian rupa adalah langkah dan solusi paling tepat.
Jika melirik ke kota- kota lain sebagai perbandingan, Jember, Situbondo, Banyuwangi, PKL tetap bisa beroperasi bahkan mereka diberikan tempat lebih layak dibanding alun- alun Bondowoso.
Lebih lanjut Joni menyampaikan,ada ungkapan dari beberapa PKL yang luar biasa dan perlu mendapat apresiasi dan sebagai aspirasi, bahwa mereka bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri ,dari hasil menjadi PKL mereka bisa menyekolahkan, memodokkan bahkan mengkuliahkan putra putri mereka dengan menjadi PKL.
“Ini tentu ungkapan yg harus kita apresiasi dan pemerintah harus hadir memberi dukungan kepada mereka,” pungkasnya (dul/oso)