Bondowoso
Memasuki Masa Tanam, Dewan di Bondowoso Soroti Peredaran Pupuk Bersubsidi yang Masih Minim
Memontum Bondowoso – Memasuki musim tanam, pupuk jenis urea bersubsidi di wilayah Kabupaten Bondowoso, terbilang masih sulit dijumpai. Belum diketahui, apa yang menjadi penyebabnya.
Sejumlah KPL (Kios Pupuk Lengkap) saat dikonfirmasi memontum.com, mengaku belum ada kiriman pupuk bersubsidi dari distributor. Kalau pun ada, hanya pupuk jenis ZA. Pemilik KPL juga mengaku, tidak mengetahui penyebab pupuk bersubsidi belum dikirim ke KPL.
Menyikapi kelangkaan pupuk bersubsidi, Ketua Komisi II DPRD, Andi Hermanto, S.Sos, mengatakan bahwa keberadaan pupuk bersubsidi, memang langka sejak tahun 2020 dan 2021. Namun di tahun ini, mudah-mudahan tahun ini semuanya lancar.
“e-RDKK mempunyai peran penting dalam memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi. Kalau data didalamnya sudah sesuai dengan luasan lahan, saya yakin tidak akan terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi,” kata Andi-sapaannya, Jumat (07/01/2022).
Baca juga :
- Rumah Sakit Tipe C Dua Lantai Bakal Berdiri di Bondowoso
- Webinar Literasi Digital di Bondowoso, Kemenkominfo Bahas Dasar Keamanan Akun Media Sosial
- Pj Bupati Bondowoso Tinjau Penyaluran Bantuan Pupuk NPK di Kelurahan Curahdami
- Pj Bupati Bondowoso Serahkan SK Perpanjangan Masa Jabatan 183 Kades
- Tinjau Penyaluran Bantuan AML, Pj Bupati Bondowoso Ingatkan Pungutan dan Manfaat
Andi juga menyarankan, kepada PPL Pertanian, agar bisa memberikan porsi seluruh petani untuk diberikan pupuk bersubsidi. Walau pun, untuk luas lahannya hanya kecil. Sehingga, jangan hanya petani yang luas lahannya besar yang diberi jatah.
Dikatakannya, petani di desa, sangat jarang sekali yang mempunyai lahan seluas 1 ha. Ada yang memilik 100 desiare, 200, 300 dan seterusnya. Sehingga, mereka harusnya juga diberi jatah pupuk bersubsidi.
Kendala lain, ujarnya, petani diribetkan dengan urusan administrasi. Kondisi ini kadang masih harus berurusan dengan distributor pupuk.
“Harusnya KPPP (Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida) menjalankan Tusinya sesuai aturan. Jangan hanya bekerja di balik meja. Harus turun ke lapangan, biar tahu sulitnya petani mencari pupuk bersubsidi,” saran Politisi PDI-Perjuangan ini. (zen/sit)